September 10, 2016

BOOK REVIEW : Let it Snow - Dalam Derai Salju

BOOK REVIEW : Let it Snow - Dalam Derai Salju

Started on : August 12, 2016
Finished on : August 14, 2016
Original Title : Let It Snow: Three Holiday Romances
Series : -
Author : John Green, Maureen Johnson, Lauren Myracle
Publisher : Gramedia Pustaka Utama
Published Date : December, 2014
Pages : 312
Price : Rp 59.000
Literary Awards : Silberner Lufti (2011)
Rating : 2/5





https://www.goodreads.com/book/show/23605659-let-it-snow---dalam-derai-salju?ac=1&from_search=true

Buku ini merupakan kumpulan tiga cerita yang dibuat oleh tiga penulis yang berbeda, namun ceritanya saling berhubungan dan berlokasi di kota yang sama.

Cerita pertama ditulis oleh Maureen Johnson, yang berjudul The Jubilee Express - Perjalanan Kilat Jubilee, menceritakan seorang gadis remaja bernama Jubilee, yang harus menghabiskan malam natalnya berada di kereta menuju Florida, untuk merayakan natal bersama kakek dan neneknya. Perubahan rencana yang mendadak itu disebabkan karena kedua orang tuanya dijebloskan di penjara. Orang tuanya terlibat kerusuhan ketika mengantri Flobie Santa Village, serangkaian pajangan keramik yang bisa dikoleksi dan digabung-gabungkan untuk membentuk sebuah kota mini. Namun ditengah perjalanan, keretanya menabrak bongkahan salju hingga perjalanan tidak bisa dilanjutkan. Karena kereta terpaksa menghemat daya penggunaan listrik dan pemanas, Jubilee terpaksa turun dan mencari kenyamanan di The Waffle House, yang tak jauh dari keretanya berhenti.

Cerita kedua, ditulis oleh John Green berjudul A Cheertastic Christmas Miracle - Keajaiban Natal yang Gila, menceritakan seorang Tobin dan kedua sahabatnya, JP dan the Duke (Angie). Tobin terpaksa merayakan natal dirumahnya bersama sahabatnya dengan menonton James Bond. Kedua orangtuanya terjebak badai di Boston sehingga penerbangan dibatalkan. Tetapi rencana membosankan iru berubah ketika salah satu sahabatnya yang lain, Keun, yang sedang bekerja di The Wafle House, menelepon. Ia mengabarkan bahwa sekelompok cheerleader datang ke The Wafle House karena kereta mereka rusak akibat bongkahan salju. Tobin dan sahabatnya tidak berpikir dua kali demi kesempatan merebut hati para cheerleader, sedangkan The duke terpaksa ikut demi seporsi hashbrowns. Mereka langsung menerjang jalanan yang licin dan berbahaya menuju The Wafle House, dimana mereka mengalami berbagai hal menarik sepanjang perjalanan, termasuk menyadari bahwa cinta bisa datang pada orang yang dekat.

Cerita ketiga, ditulis oleh Lauren Myracle yang berjudul The Patron Saint of Pigs - Santa Pelindung Babi, menceritakan malam natal yang harus dihabiskan seorang Addie dengan perasaan sedih dan menyesal karena baru putus dengan kekasihnya. Walaupun kekasihnya, Jeb, adalah orang yang baik, namun Jeb tidak seromantis yang diharapkan Addie. Karena kesal dengan sikap Jeb, Addie pun melakukan kesalahan yang menyakiti Jeb. Tapi kini Addie menyadari akan keegoisannya dan menginginkan Jeb kembali padanya.

...dalam keadaan krisis yang intens adrenalin seseorang dapat naik begitu tinggi sehingga selama periode waktu yang singkat dia bisa mendapatkan kekuatan super. page 154

Secara umum dari ketiga cerita tersebut memiliki akhir yang bahagia, seperti pada cerita-cerita bergenre sama. Tapi dibandingkan dengan novel-novel romance pada umumnya, yang seringkali membosankan karena alurnya begitu lambat dan mudah ditebak, para penulis buku ini mampu mengemas cerita cinta biasa menjadi cerita cinta yang berbeda.

Cerita cinta ringan yang mengambil kisah khas remaja ini, memiliki jalan cerita yang menarik, terutama untuk cerita pertama dan kedua. Kedua cerita tersebut memiliki alur cerita dan karakter yang kuat. Sedangkan untuk cerita ketiga, karakter utama digambarkan terlalu egois dan drama queen. Karakter tersebut mempengaruhi jalan cerita menjadi kurang menarik. Selain itu, seluruh bagian cerita ketiga ini hanya mengambil sudut pandang satu tokoh utama, dengan karakter yang tidak kuat sehingga menjadi sedikit membosankan.

Bagian yang paling menarik dari buku ini adalah pada cerita kedua, terutama pada penggambaran hubungan dua karakter utama. Karya-karya John Green memang tidak pernah mengecewakan. Walaupun menggunakan tema cerita cinta yang umum, tapi John Green mampu mengeksekusi plot cerita menjadi berbeda dari cerita romantis lainnya. Untuk para penggemar cerita romantis, buku ini mungkin layak jadi pertimbangan.

BOOK REVIEW : Let it Snow - Dalam Derai Salju

Pada cover versi asli dari penerbit The Penguin Group, cover buku ini memilih desain gambar cover yang lebih sederhana dan kalem, yaitu berlatar warna biru langit dan bentuk butiran salju putih yang bertuliskan nama-nama pengarang di dalamnya. Tapi penerbit Gramedia Pustaka Utama mengganti cover untuk versi Indonesia dengan desain yang lebih ramai dan berwarna. Pemilihan cover tersebut adalah pilihan yang tepat, terutama untuk menarik pembaca kalangan remaja. Selain itu, gambar tersebut juga tidak terlalu melenceng jauh dari isi buku, penerbit masih menggunakan konsep salju sebagai latar dan warna-warna biru sebagai dasar.

 image source : visitnc



0 komentar:

Posting Komentar