Oktober 15, 2016

BOOK REVIEW : Royal Wedding (The Princess Diaries #11)

BOOK REVIEW : Royal Wedding (The Princess Diaries #11)


Started on : September 24, 2016
Finish on : October 2, 2016
Original Title : Royal Wedding
Series : The Princess Diaries #11
Author : Meg Cabot
Publisher : Gramedia Pustaka Utama
Published Date : May 23, 2016
Pages : 408
Price : Rp 85.000
Literary Awards : -
Rating : 3/5




https://www.goodreads.com/book/show/30105860-royal-wedding

Buku ke 11 dari serial Princess Diaries yang lain, yang buku seri pertamanya terbit sejak 15 tahun yang lalu. Bagi pembaca yang tumbuh dengan membaca seri The Princess Diaries, mungkin ini menjadi seperti nostalgia dan pelepas rindu pada sosok Mia ketika membaca Royal Wedding. Dimulai pada buku seri pertamanya, The Princess Diaries: Buku Harian Sang Putri, dimana Putri Mia Thermopolist Renaldo yang masih berusia 14 tahun, belajar menjadi pewaris takhta Kerajaan Genovia, kemudian mengalami tahun-tahun yang sulit tumbuh dari seorang gadis biasa menjadi seorang putri penerus takhta dari negara kecil, Genovia.

Buku ke 11 ini bercerita mengenai Mia pada usia 26 tahun, lima tahun sejak lulus kuliah. Ini adalah masa paling sibuk Putri Mia, hidup di New York City, mengelola pusat komunitas anak-anak dan remaja yang didirikannya, serta menghadiri tugas-tugas kerajaan. Namun hidupnya menjadi lebih sibuk saat ini. Dimulai dengan skandal ayahnya, Pangeran Phillipe Renaldo, yang ditahan karena mengemudikan mobil balap khusus sirkuit khusus di jalan umum. Hal ini mempengaruhi peluang ayahnya sebagai perdana menteri di pemilihan mendatang. Dimana sepupu jauhnya, Count Ivan Renaldo, telah unggul jauh dalam kampanye akhir-akhir ini. Ditambah lagi, Michael Moscovitz, pacar Mia , hampir tak pernah bertemu dengannya karena jadwal kerja mereka dan Mia kini disandera oleh paparazzi di apartemen lantai tiga gedung konsulat. Mia terpaksa pindah dari apartemen lama tahun lalu karena penguntitnya, RoyalRabbleRouser, sering menulis di internet untuk menghancurkan hidup Mia.

Namun diantara masalah yang hadir tersebut, masih ada kabar bahagia untuk Mia. Michael berhasil mengosongkan jadwal mereka untuk berlibur ke pulau di Karibia, dan melamar Mia. Akhirnya setelah 8 tahun lebih berpacaran, Mia dapat menghabiskan sebanyak waktu yang masih dia punya bersama orang yang dicintainya. Tetapi berita bahagia tersebut langsung tersebar melalui media, bahkan sebelum Mia dan Michael memberitahu keluarga dan sahabat-sahabatnya. Neneknya telah membocorkan rencana pernikahan "palsu" kepada pers, yang dilakukan untuk menutupi sebuah skandal yang lebih besar. Suatu rahasia yang tidak hanya dapat mengguncang Genovia, tetapi juga mengejutkan bagi Mia sendiri. Skandal yang menghadirkan seorang karakter baru, Olivia Grace Clarisse Harrison.

... kau sekarang harus menemukan keseimbangan...                                                       ...Kalau bicara kehidupan, kita takkan pernah tahu ke mana jalan membawa kita. Jalanmu membawamu ke tempat kau memperoleh sepatu berlian, tapi sekarang yang bisa kau katakan cuma, 'Aduh, sepatu berlian ini! Rasanya sangat sempit dan menyakitkan!' Tak ada yang mau dengar betapa sempit sepatu berlianmu. Kau kan dapat sepatu berlian! Banyak orang sama sekali tak punya sepatu. page 58

Seperti buku-buku sebelumnya, buku ini diceritakan dalam bentuk diary Mia. Mia sekali lagi kembali menggoreskan tulisannya, hanya saja kali ini, karena dokter menyarankan ini akan membantunya melepaskan stres yang dialaminya, yang menyebabkan matanya jadi sering berkedut. Selain dalam bentuk diary, buku ini juga sedikit menyelipkan beberapa potongan koran, artikel dari internet, email dan pesan-pesan singkat ponsel Mia, yang membuat buku ini menjadi berbeda dan tidak membosankan.

Meg Cabot berhasil menggambarkan karakter Mia yang masih sama dengan karakternya di buku sebelumnya, walaupun usianya bertambah dewasa. Terlihat dalam tulisan-tulisan di buku diarinya, Mia begitu optimis dan "gila" dalam menghadapi semua masalah-masalahnya. Hubungannya dengan Michael juga digambarkan berbeda dari cerita romantis lainnya, interaksi mereka yang lucu membuat kisah cinta ini menjadi menarik. Satu hal yang pasti, Meg Cabot mampu menggambarkan seluruh karakter bahkan hingga karakter pembantu, selalu kuat dan konsisten, bahkan sampai buku ke 11 nya ini.

Karya-karya Meg Cabot memang patut diacungi jempol. Walaupun ini adalah buku ke 11 dari serial dengan karakter dan setting yang sama, namun Meg Cabot tidak hanya mampu menghadirkan alur cerita yang berbeda dari buku sebelumnya, tapi alur di setiap buku juga selalu menarik. Alur yang disajikan dalam buku ini mengalir dan enak dibaca. Seluruh plot cerita digambarkan sangat nyata karena pada beberapa bagian, Cabot sedikit menggabungkan secara rapi masalah yang hangat terjadi di dunia belakangan ini dengan plot cerita, seperti masalah imigran yang mencari perlindungan negara lain. Membaca buku ini membuat pembaca bisa merasakan bahwa negara Genovia benar-benar ada.

Jika pada buku-buku sebelumnya ditujukan untuk remaja, karena saat itu lebih menceritakan kehidupan Mia yang masih berusia remaja. Tapi untuk buku ini, seiring dengan pertumbuhan Mia menjadi dewasa dan hubungannya yang lebih serius dengan Michael, terdapat beberapa unsur eksplisit yang bertema seksual. Sehingga Gramedia Pustaka Utama sendiri tidak mengkategorikannya dalam buku Teenlit lagi.

BOOK REVIEW : Royal Wedding (The Princess Diaries #11)BOOK REVIEW : Royal Wedding (The Princess Diaries #11)

Buku ini mungkin ditulis dengan tujuan memperkenalkan seorang karakter baru, Olivia Grace Clarisse Harrison. Dimana Olivia Grace menjadi karakter utama untuk seri buku lain yang dibuat terpisah oleh penulis yang sama, Meg Cabot. Kisah Olivia Grace ini sendiri sudah terbit dalam versi bahasa inggris, dalam buku berjudul From the Notebooks of a Middle School Princess sebagai buku pertama seri ini pada May 2015 kemarin. Sedangkan sekuelnya yang berjudul Royal Wedding Disaster terbit pada May 2016. Semoga saja ada penerbit Indonesia yang bersedia menerjemahkan dan menerbitkannya dalam waktu dekat.

BOOK REVIEW : Royal Wedding (The Princess Diaries #11)

Cover yang digunakan Gramedia Pustaka Utama untuk buku ini kurang menarik jika dibandingkan dengan cover versi penerbit William Morrow. Cover versi Gramedia Pustaka Utama hanya berupa goresan besar tulisan judul yang memenuhi cover dan sedikit gambar sketsa, sehingga terlalu polos dan tidak sesuai untuk tema ceritanya.

BOOK REVIEW : Royal Wedding (The Princess Diaries #11)
 image source : the national gallery



0 komentar:

Posting Komentar