September 16, 2016

BOOK REVIEW : Red Queen (Red Queen #1)

BOOK REVIEW : Red Queen (Red Queen #1)

Started on : August 17, 2016
Finished on : August 20, 2016
Original Title : Red Queen
Series : Red Queen #1
Author : Victoria Aveyard
Publisher : Nourabooks
Published Date : April, 2016
Pages : 524
Price : Rp 84.000
Literary Awards : Goodreads Choice Award for Debut Goodreads Author, and Nominee for Young Adult Fantasy &
     Science Fiction (2015)
Rating : 3/5


https://www.goodreads.com/book/show/29807329-red-queen

Mare Barrow adalah seorang kaum merah berusia 17 tahun, yang hidup di desa Jangkungan bersama kedua orang tuanya dan adik perempuannya, Gisa. Ketiga abangnya, Shead, Bree dan Tramy, dipanggil untuk berperang, perang perebutan wilayah antara kerajaan Norta, dimana Mare tinggal, dengan kerajaan Lakelands. Sesuai dengan peraturan, seorang merah yang berusia 18 tahun dan pengangguran akan dikirim sebagai pasukan garis depan, dimana lebih banyak nyawa yang dikorbankan. Selama ini, kaum berdarah merah hidup di bawah tekanan kaum berdarah perak, yang memiliki kekuatan supernatural. Kekejaman kaum perak ini membuat kaum merah berada di kalangan hirarki paling bawah, hidup miskin, dan mati saat menjadi tameng peperangan.

Saat Mare mengetahui bahwa sahabatnya, Kilorn, akan dikirim ke medan perang. Mare merencanakan pelarian dirinya dan sahabatnya, dengan menemui Farley, seorang pemimpin barisan merah, sebuah kelompok jaringan bawah tanah dan kemudian akan menjadi kelompok pemberontakan yang menuntut penyetaraan kaum merah dan kaum perak.

Farley bersedia membantunya dengan syarat sejumlah uang. Mare kemudian mencoba mencopet dari kaum perak. Dengan bantuan Gisa, Mare berhasil memasuki Summerton, kota dimana raja dan anggota kerajaan menghabiskan musim panasnya. Namun usahanya mencopet dari kaum perak tertangkap basah dan Gisa terpaksa merelakan tangannya remuk sebagai hukuman.

Rasa bersalah terhadap Gisa, membuat Mare kabur dari rumah pada malam hari. Mare berusaha mencopet lagi dari seorang remaja tampan, Cal, namun tertangkap basah. Mare terpaksa menceritakan alasannya mencopet agar Cal tidak melaporkannya. Walaupun hampir dicopet Mare, Cal memberikannya sejumlah uang.

Keesokan harinya, rumah Mare didatangi seorang pelayan istana dan membawa Mare ke Summerton. Dengan bantuan Cal, Mare mendapatkan pekerjaan sebagai pelayan istana, dimana pada saat yang sama kerajaan sedang mengadakan Ajang Pemilihan Ratu. Ajang itulah yang secara tidak sengaja menguak kekuatan supernatural dalam diri Mare. Seorang yang bukan merah, bukan perak. Sesuatu yang lain. Sesuatu yang lebih.

Mereka telah menghabiskan begitu banyak waktu berada di puncak, terlindungi dan terisolasi, hingga mereka lupa bahwa mereka pun bisa jatuh. Kekuatan mereka telah menjadi kelemahan mereka. page 368

Victoria Aveyard menghadirkan sebuah novel dystopian lain dari biasanya, karena menghadirkan dunia dimana sistem monarki kerajaan dengan fantasi kekuatan supernatural yang digabungkan bersama kemajuan teknologi. Seperti membayangkan konsep-konsep cerita pendahulunya dan menggabungkannya menjadi satu dalam novel ini. Latar tempat dan konsep menjadi sangat rumit dan luas untuk dibayangkan.

Diawal cerita dihadirkan adanya jumat pertama, hari dimana diadakannya pertarungan ala gladiator dengan kekuatan supernatural, yang mengingatkan saya dengan Hari Pemilihan dalam novel Hunger Games karya Suzanne Collins. Selain itu, yang banyak ditemukan dalam novel, komik atau film sebelumnya, adalah konsep kekuatan supernatural seperti ahli telekinetik, manusia cepat, pengendali air, pembaca pikiran, dan sebagainya. Walaupun menggunakan beberapa konsep yang sudah ada, namun eksekusi pada alur ceritanya sangat menarik, penuh rahasia dan tidak mudah ditebak.

Alur yang dihadirkan sudah menegangkan sejak awal cerita, sehingga membuat pembaca penasaran membuka halaman demi halamannya. Sudut pandang cerita yang hanya pada tokoh utama, Mare, membuat pembaca tidak bisa menerka alur cerita selanjutnya. Penggambaran setiap karakter sangat jelas walaupun sedikit membingungkan karena banyaknya tokoh di dalam buku ini.

Terjemahan untuk buku ini memang harus diapresiasi, mengingat cerita dalam buku ini sangat kompleks dan rumit, namun penerjemah mampu mengatasinya dengan mulus. Penulis buku ini sendiri, Victoria Aveyard, sudah cukup baik dalam mengeksekusi beberapa konsep yang sudah ada dalam satu cerita, terutama untuk buku dystopian yang memang butuh imajinasi tingkat tinggi, imajinasi sebuah dunia dimana sistem monarki kerajaan dengan fantasi kekuatan supernatural yang digabungkan bersama kemajuan teknologi, dan mewujudkannya dalam sebuah "Red Queen" kepada pembaca.

BOOK REVIEW : Red Queen (Red Queen #1)

Cover red queen ini merupakan cover yang sama dengan yang dipakai novel versi aslinya dengan penerbit HarperTeen. Ini adalah pilihan bagus yang diambil pihak penerbit Noura, karena gambar cover tersebut benar-benar mencerminkan isi cerita. Dengan berlatar dasar warna putih, dengan gambar sebuah mahkota yang berlumuran darah merah. Walaupun sederhana, namun gambar cover tersebut menjadi elegan sesuai dengan penggambaran karakter seorang 'red queen'.

BOOK REVIEW : Red Queen (Red Queen #1)
image source : The Unapologetic Nerd




0 komentar:

Posting Komentar